Tugas Ujian Praktek Informatika dan Matematika
TUTORIAL MEMBUAT BLOG
Assalamualaikum W.W.
Perkenalkan saya Nur Elvinatuz Zuhroh dari kelas 12 IPS. Pembuatan blogger ini bertujuan untuk pemenuhan tugas proyek mata pelajaran matematika wajib dan informatika sebagai syarat kelulusan kelas 12.
BARISAN DAN DERET ARITMATIKA
Disusun oleh:
Nur Elvinatuz Zuhroh
12 IPS/21
MA
BILINGUAL MUSLIMAT NU SIDOARJO
Jalan
Antartika No. 01 Siwalan Panji, Buduran Sidoarjo
Tahun Ajaran 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas akhir
kelas 12 pada mata pelajaran matematika wajib dan informatika dengan judul “Barisan
Dan Deret Aritmatika”
Saya mengucapkan terima kasih kepada guru-guru yang telah
membimbing dalam tiga mata pelajaran tersebut yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan kondisi yang
sekarang terjadi.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan tugas makalah ini.
Sidoarjo, 21 April 2022
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................... 2
BAB II Pembahasan................................................................................. 3
A. Pengertian Barisan dan Deret ................................................... 3
B. Barisan Aritmatika ................................................................... 4
C. Deret Aritmatika ...................................................................... 6
D. Kumpulan Soal ......................................................................... 7
E. Kunci Jawaban ......................................................................... 7
BAB III Penutup...................................................................................... 9
A. Kesimpulan ............................................................................... 9
B. Saran ......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika
adalah salah satu ilmu dasar, yang semakin dirasakan interkasinya dengan
bidang-bidang ilmu lainnya seperti ekonomi dan teknologi. Peran matematika
dalam interaksi ini terletak pada struktur ilmu dan perlatan yang digunakan.
Ilmu matematika sekarang ini masih banyak digunakan dalam berbagai bidang
seperti bidang industri, asuransi, ekonomi, pertanian, dan di banyak bidang
sosial maupun teknik.
Matematika
merupakan ilmu tentang logika mengenai bentuk, besaran, susanan, dan
konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya yang terbagi kedalam tiga
bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Matematika memiliki fungsi
mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur dan menggunakan rumus matematika
yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Matematika sebagai salah satu ilmu
dasar merupakan mata pelajaran yang wajib diajarkan pada semua jenjang
pendidikan, baik sekolah dasar, sekolah menengah mupun perguruan tinggi.
Barisan dan
Deret merupakan salah satu materi yang ada dalam pelajaran matematika dikelas
XI. Materi ini bertujuan untuk membekali siswa tentang konsep pola barisan dan
deret yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Kompetensi yang diharapkam
dalam materi Barisan dan deret adalah : (1) mengidentifikasi pola barisan dan
deret bilangan, (2) menerapkan konsep barisan dan deret aritmatika, (3)
menerapkan konsep barisan dan deret geometri. Barisan dan deret merupakan
materi yang sering keluar disetiap ujian nasional bahkan ujian masuk perguruan
tinggi. Oleh karena itu, kemampuan pemahaman konsep siswa untuk memahami
barisan dan deret sangat penting ditanamkan agar siswa mampu menyelesaikan
permasalahan dengan baik.
Oleh karena itu pembuatan makalah
yang berjudul Baris dan Deret Aritmatika ini dilatar belakangi untuk
mempermudah proses belajar mengajar mata kuliah matematika dasar serta untuk
melatih pembaca agar berfikir dalam menentukan pola bilangan, notasi sigma,
jumlah baris aritmatika serta dapat menghitung jumlah deret aritmatika.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan barisan dan deret ?
2.
Bagaimana
menghitung dan menentukan jumlah baris aritmatika ?
3.
Bagaimana
menghitung dan menentukan jumlah deret aritmatika ?
C.Tujuan
1.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan barisan dan deret
2.
Untuk
mengetahui cara menghitung dan menentukan jumlah baris aritmatika
3.
Untuk
mengetahui cara menghitung dan menentukan jumlah deret aritmatika
BAB
II
PEMBAHASAN
A Pengertian Barisan dan Deret
1.
Barisan
Perhatikan susunan
bilangan berikut :
a. 1, 2, 3, 4,
5,…; dinamakan
barisan bilangan asli
b. 2, 4, 6, 8,
10,…; dinamakan
barisan bilangan asli genap
c. 1, 3, 6, 10,
15,…; dinamakan
barisan bilangan segitiga
d. 1, 1, 2, 3, 5, 8,
13,…; dinamakan barisan bilangan
Fibonacci
Bilangan-bilangan yang membentuk suatu
barisan disebut suku-suku barisan. Bilangan pertama atau suku pertama
dilambangkan dengan U1, suku kedua dengan U2, suku ketiga dengan U3, suku ke-k dengan Uk,…, demikian seterusnya sampai suku ke-n dengan Un (n bilangan asli).
Indeks n menyatakan banyaknya suku dalam
barisan itu. Untuk nilai n bilangan asli berhingga, barisan itu dinamakan
barisan berhingga. Suku ke-n dilambangkan dengan Un disebut suku umum barisan. Pada umumnya, suku
ke-n atau Un merupakan fungsi dengan daerah asal
(domain) bilangan asli n.
Barisan bilangan adalah susunan bilangan
yang memiliki pola atau aturan tertentu antara satu bilangan dengan bilangan
berikutnya. Jika bilangan pertama U1, bilangan kedua U2, bilangan ketiga U3, …, dan bilangan ke-n adalah Un, maka barisan bilangan itu dituliskan sebagai
U1, U2, U3, ... , Uk, ... , Un
Contoh :
1) Tentukan tiga suku pertama pada barisan
berikut ini, jika suku ke-n dirumuskan sebagai Un = 3n + 1
Jawab :
Suku ke-n, Un = 3n + 1
Untuk n = 1, diperoleh U1 = 3(1) + 1 = 4
n = 2, diperoleh U2 = 3(2) + 1 = 7
n = 3, diperoleh U3 = 3(3) + 1 = 10
Jadi, tiga suku pertama barisan itu adalah u1 = 4, u2 = 7, dan u3 = 10.
1) Tentukan rumus umum suku ke-n untuk
barisan berikut ini, jika empat buah suku pertama diketahui sebagai berikut.
a) 4, 6, 8, 10, . .
. b)
1, 9, 25, 49, . . .
Jawab :
a) 4, 6, 8, 10, . .
.; barisan dengan suku pertama U1 = 4 dan selisih dua suku yang berurutan bernilai
konstan sama dengan 2.
Jadi, Un = 2n + 2
b) 1, 9, 25, 49, . .
.; dapat ditulis sebagai (1)2, (3)2, (5)2, (7)2, ...; barisan dengan suku-sukunya
merupakan kuadrat dari bilangan asli ganjil.
Jadi, Un = (2n – 1)2.
2. Deret
Perhatikan kembali
barisan Jika suku-suku tersebut dijumlahkan dalam bentuk U1, u2, U3,
... , Uk, ... , Un, maka penjumlahan barisan tersebut dinamakan deret. Jumlah
suku-suku pada barisan hingga n suku pertama dinyatakan dengan Sn. Misalnya
jumlah 5 suku pertama ditulis Sn = u1 + u2 + u3 + u4 +
u5 .
Contoh :
Diketahui suatu deret 2
+ 4 + 6 + …, hitunglah jumlah 5 suku pertama.
Jawab:
Sn = 2 + 4 + 6 + 8 + 10
= 30
Jadi, jumlah 5 suku
pertama deret tersebut adalah 30.
B. Barisan Aritmatika
Perhatikan barisan aritmatika 1, 3, 5, 7,…
dan 2, 4, 6, 8,….; setiap selisih anatara dua suku yang berurutat adalah tetap
nilainya yaitu:
3-1 = 5-3 = 7-5 =…= 2
4-2 = 6-4 = 8-6 =…= 2
Secara umum u1, u2, u3, ... , un adalah barisan aritmatika apabila u2 – u1 = u3 – u2 = u4 – u3 = konstanta. Konstanta ini disebut beda dan dinyatakan dengan b.
Sehingga barisan aritmatika dapat kita definisikan
sebagai berikut:
Barisan aritmatika adalah suatu barisan
dengan selisih (beda) antara dua suku yang berurutan selalu tetap. Bentuk umum
:
u1, u2, u3, ... , un atau
a, ( a + b ), ( a + 2b
), ... , (a + (n – 1) b)
Pada barisan aritmatika, berlaku un – un-1 = b , sehingga un = un-1 + b.
a. Rumus umum suku ke-n pada Barisan
Aritmatika
Misalkan suatu barisan aritmatika dengan
suku pertama a dan beda b, maka suku barisan itu dapat divisualisasikan sebagai
berikut :
I u1 = a
I u2 = a + b
I u3 = a + 2b
I u4 = a + 3b
I un = a + ( n -1 ) b
Berdasarkan pola atau keteraturan
suku-suku barisan di atas, maka rumus suku ke-n untuk barisan aritmatika dapat
ditentukan dengan hubungan berikut.
Misalkan suatu barisan aritmatika dengan
suku pertama a dan beda b, rumus umum suku ke-n dari barisan aritmatika itu
ditentukan oleh :
I un = a + ( n -1 ) b
Contoh :
1) Carilah suku pertama, beda, dan suku ke-6
dari barisan aritmatika 4, 1, -2, -5, . . .
Jawab :
Barisan 4, 1, -2, -5, …
Suku
pertama u1 = a = 4,
Beda b
= 1 – 4 = -3,
Suku
ke-6 u6 = a + 5b = 4 + 5(-3) = -11
Jadi, suku pertama a = 4, beda b = -3, dan
suku ke-6 adalah u6 = 11
b. Suku tengah pada barisan aritmatika
Suku tengah suatu barisan aritmatika dapat
ditentukan melalui deskripsi berikut ini.
Misalkan barisan aritmatika yang terdiri
dari atas (2k-1) suku : u1, ... ,uk, ... , u2k-1, maka suku tengahnya adalah uk.
Suku tengah uk = a + (k-1) b = ½{2a+2(k-1)b} =
½{a+a+(2k-2)b} = ½ {u1 + u2k-1}. Jadi, suku tengahnya ditentukan oleh
hubungan uk = ½ {u1+u2k-1}.
Contoh :
1) Diketahui barisan aritmatika 3, 5, 7, 9,
…, 95. Banyak suku pada barisan itu adalah ganjil.
a) Carilah suku tengahnya
b) Suku keberapakah suku tengahnya itu?
c) Berapakah banyak suku barisan itu?
Jawab :
a) Barisan 3, 5, 7, 9, …, 95. Suku pertama a
= u1 = 3, beda b = 2, dan suku
terakhir u2k-1 = 95.
uk = ½ (u1+u2k-1) = ½ (3 + 95) = 49
Jadi, suku tengahnya adalah 49.
b) Dari hasil a), diperoleh :
U uk = a + ( k-1) b = 49
⇔ 3 +
(k-1)2 = 49
⇔ 2k =
48
⇔ k =
224
Jadi, suku tengahnya adalah suku ke-24.
c) Banyaknya suku barisan itu sama dengan 2k
– 1 = 2(24) – 1 = 47.
c. Sisipan
pada barisan aritmatika
Misalkan diantara dua bilangan real x
dan
Di antara dua bilangan x dan y disisipkan
sebanyak k buah bilangan sehingga bilangan-bilangan semula dengan
bilangan-bilangan yang disisipkan membentuk barisan aritmatika. Nilai beda
barisan aritmatika yang terbentuk dapat ditentukan dengan menggunakan hubungan
b =( y – x) / (k + 1)
Dengan x dan y bilangan real (x ≠ y ) dan k
bilangan asli.
Contoh :
1) Di antara bilangan 4 dan 28 disisipkan 5 buah bilangan
sehingga bilangan-bilangan semula dengan bilangan-bilangan yang disisipkan
membentuk barisan aritmatika. Carilah beda dari barisan aritmatika yang
terbentuk.
Jawab :
Diketahui x = 4, y = 28, dan k = 5
Didapat b =( y – x) / (k + 1)
= (28-4)/(5+1)=4
Jadi, beda barisan aritmatika yang terbentuk adalah b
=4 .
C. Deret Aritmatika
Jumlah beruntun
suku-suku suatu barisan aritmatika disebut sebagai deret aritmatika. Sebagai
contoh :
·
Dari barisan
aritmatika 1, 3, 5, 7, …, 99 dapat dibentuk deret aritmatika 1 + 3 + 5 + 7 + …
+ 99,
·
Dari barisan
aritmatika 2, 4, 6, 8, …, 2n dapat dibentuk deret aritmatika 2 + 4 + 6 + 8 + …
+ 2n.
Dari contoh di atas
dapat disimpulkan, jika u1, u2, u3, ... , un, merupakan suku –
suku barisan aritmatika, maka u1 + u2 + u3 + ... + un dinamakan
sebagai deret aritmatika.
a. Rumus jumlah n suku
pertama deret aritmatika
Jumlah n suku pertama
deret aritmatika dilambangkan dengan Sn , dan Sn ditentukan oleh
:
Sn = u1 + u2 + u3 + ... + un-2 + un-1 + un
Substitusikan u1 = a, u2 = a+b, u3 = a+2b , un-2 = un – 2b, un-1 =un – b; diperoleh
Sn = a + (a+b) + (a+2b) +
... + (un – 2b) + (un – b) + un …(*)
Jika urutan suku-suku
penjumlahan pada persamaan (*) itu dibalik, diperoleh:
Sn = un + (un – b) + (un – 2b) + ... +
(a+2b) + (a+b) + a … (**)
Jumlahkan masing
masing ruas pada persamaan (*) dengan persamaan (**), sehingga diperoleh :
Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut, jumlah n suku pertama suatu deret aritmatika dapat
ditentukan melalui hubungan sebagai berikut.
Jumlah n suku pertama
suatu deret aritmatika u1 + u2 + u3 + ... + un ditentukan
dengan menggunakan hubungan :
Sn = n/2 (a+ un)
Dengan n = banyak
suku, a = suku pertama, dan un = suku
ke-n.
a. Sifat-sifat Sn pada deret
aritmatika
Jumlah n suku pertama
deret aritmatika mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
1. Sn = n/2 (a+ un) merupakan fungsi
kuadrat dari n (n bilangan asli) yang tidak memiliki suku tetapan.
2. Untuk setiap n
bilangan asli berlaku hubungan Sn - Sn-1 = un (Suku ke-n).
Contoh :
1) Hitunglah jumlah deret
aritmatika 2 + 4 + 6 + … + 60.
Jawab :
Untuk menghitung
jumlah deret pada soal di atas, perlu ditentukan terlebih dulu banyak suku atau
n melalui hubungan un = a + (n-1)b.
2 + 4 + 6 + … + 60, a
= 2, b = 2, dan un = 60
60 = 2 + (n-1) 2
⇔ 60 = 2n
⇔ n = 30
S30 = 30/2 (a+ u30) = 15(2+60) = 930
Jadi, jumlah deret
aritmatika 2 + 4 + 6 + … + 60 adalah S30 = 930
D. Kumpulan Soal
1. Rumus umum suku ke-n dari suatu barisan
ditentukan melalui hubungan un= an2 + bn. Suku ke-2 dan suku ke-7 dari
barisan itu masing-masing sama dengan 8 dan 63.
a. Hitunglah nilai a dan nilai b
b. Tentukan suku ke-10
2. Tulislah deret bilangan berikut ini,
kemudian tulislah hasil penjumlahannya.
a. Deret 6 bilangan asli kelipatan tiga yang
pertama
b. Deret 5 bilangan segitiga yang pertama
c. Deret 6 bilangan persegi yang pertama
3. Suku ke-3 suatu barisan aritmatika sama
dengan 11, sedangkan suku ke-10 sama dengan 39.
a. Carilah suku pertama dan beda barisan itu
b. Carilah rumus suku ke-n
4. Suku ke-5 suatu deret aritmatika adalah 40
dan suku ke-8 deret itu adalah 25.
a. Tentukan suku pertama dan beda deret aritmatika
itu
b. Hitunglah jumlah sepuluh suku pertama dari
deret aritmatika itu
E. Kunci Jawaban
1. Nilai a
dan b, serta suku ke-10 adalah
a. Rumus umum suku ke-n : un= an2 + bn
· Suku ke-2 sama dengan 8, diperoleh
hubungan:
a(2)2 + b(2) = 8
⇔ 4a + 2b = 8
⇔ 2a + b = 4 (*)
· Suku ke-7 sama dengan 63, diperoleh
hubungan:
A a(7)2 + b(7) = 63
⇔ 49a + 7b = 63
⇔ 7a + b = 9 ..................................
(*)
Persamaan (*) dan (**) membentuk sistem persamaan
linear dua variabel (dengan variabel a dan variabel b) sebagai berikut:
2a + b =4
7a + b =9
Solusi atau penyelesaian dari sistem persamaan linear
dua variabel diatas adalah a = 1 dan b = 2.
Jadi, nilai a = 1 dan b = 2.
b. Berdasarkan hasil perhitungan a rumus umum
suku ke-n dapat dinyatakan sebagai un= n2 + 2n.
Untuk n = 10 diperoleh u10 = (10)2 + 2(10) = 120
Jadi, suku ke-10 dari barisan itu adalah u10 = 120.
2. Deret
bilangan dan jumlahnya adalah
a. 3 + 6 + 9 + 12 + 15 + 18
Sn = 3 + 6 +
9 + 12 + 15 + 18 = 60
b. 1 + 3 + 6 + 10 + 15
Sn = 1
+ 3 + 6 + 10 + 15 = 35
c. 1
+ 4 + 9 + 16 + 25 + 36
Sn = 1
+ 4 + 9 + 16 + 25 + 36 = 91
3. Suku
pertama dan beda, serta rumus suku ke-n adalah
a. u3 = 11 → a + 2b = 11 ........................ (1)
u10 = 39 → a + 9b = 39 .... ........................ (2)
Dari persamaan (1) dan (2) didapat 𝑎=3 dan 𝑏=4.
Jadi, suku pertama a = 3 dan beda b = 4.
b. un = a + (n-1) b
= 3 + (n-1) 4
= 4n-1
Jadi, rumus suku ke-n adalah un = 4n-1.
4. Suku
pertama, beda serta jumlah ssepuluh suku pertama adalah
a. Suku ke-5 sama dengan 40
u5 = 40 → a + 4b = 40 ..... (1)
Suku ke-8 sama dengan 25
u8 = 25 → a + 7b = 25 ...... (1)
Kedua persamaan di atas membentuk system persamaan
linear dua variabel dan penyelesaiannya adalah a = 60 dan b = -5.
Jadi, suku pertama dan beda dari
deret aritmatika itu berturut-turut adalah a = 60 dan b = -5
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Barisan
bilangan adalah suatu urutan bilangan dengan aturan tertentu yang masing-masing
bilangan dalam urutan tersebut disebut suku dan setiap suku digabungkan dengan
tanda koma ( , ). Bentuk umum barisan bilangan U1, U2,
U3, U4, ..., Un
2. Deret
bilangan adalah penjumlahan dari suku-suku suatu barisan, bentuk umum deret
yaitu U1 + U2 + U3 + U4 +
... + Un
3. Baris
aritmetika adalah suatu barisan bilangan yang memiliki selisih dua suku yang
berurutan selalu tetap. Rumus suku ke-n baris aritmetika Un =
a + (n – 1)
4.
Deret aritmatika memiliki rumus jumlah suku
pertama Sn =
B. Saran
Penulis menyarankan agar pembaca
tidak hanya mengetahui barisan dan deret aritmatika pada papper ini, namun juga
memperbanyak latihan mengerjakan soal dan dapat membedakan barisan dan deret
aritmatika serta geometri.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Cecep dan
Pesta. (2008). Matematika Aplikasi Untuk SMA dan MA Kelas
XII Program Studi Ilmu Alam .Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Lestari, N. P., &
Sri Sutarni, M. P. (2018). Analisis Pemahaman Konsep Pada Materi
Barisan dan Deret Berdasarkan Teori APOS (Action, Process, Object, Scheme) di
Kelas XI SMK Muhammadiyah Kartasura Tahun Pelajaran 2017/2018 (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).
Sari, Ratna. (2014). Barisan dan Deret Aritmatika (Online), http://ratnasari15.blogspot.co.id/2014/11/barisan-dan-deret-aritmatika.html, diakses tanggal 21
April 2022, pukul 21.38).
Wikimatematika. (2016).
MAKALAH BARISAN DAN DERET (online), http://wikimatematika.blogspot.com/2017/04/makalah-barisan-dan-deret.html,
diakses tanggal 21 April 2022, pukul 21.44
Komentar
Posting Komentar